Pemkab OKI Jemput Bola ke Kementerian ESDM untuk Pembangunan Jargas Tahun 2025


OKI
– Penjabat Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Ir. Asmar Wijaya, M.Si bersama Kepala Kejaksaan Negeri Kayuagung, Hendri Hanafi, serta pimpinan OPD di Kabupaten OKI melakukan kunjungan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kunjungan ini dilakukan untuk mengupayakan pembangunan infrastruktur jaringan gas (jargas) di daerah tersebut pada tahun 2025.

"Kami berharap adanya pemasangan jargas untuk tahun 2025 makanya 'jemput bola' agar masyarakat kami menerima manfaat program pemerintah ini," ujar Pj Bupati OKI, Asmar Wijaya saat beraudiensi dengan Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kemen ESDM, M. Idris Sihite di Jakarta, Kamis, (25/7).

Pemkab OKI telah menyampaikan surat usulan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral agar tahun 2025, jargas dapat mengalir ke rumah warga OKI. Asmar menjelaskan potensi awal sambungan rumah tangga Jargas di OKI, termasuk di Kecamatan Kota Kayuagung dengan 27.891 Kepala Keluarga (KK), Kecamatan SP. Padang dengan 18.477 KK, serta beberapa kecamatan terdekat lainnya.

“Potensi lainnya terkait efisiensi jalur perpipaan, seperti regulation station yang sebagian besar melintasi jalan negara di Kabupaten OKI serta ketersediaan lahan yang cukup,” tambah Asmar. Menurutnya, potensi-potensi tersebut sangat memungkinkan untuk dibangun jaringan gas rumah tangga di Kabupaten OKI.

Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kemen ESDM, M. Idris Sihite menyambut baik usulan tersebut. Ia menyebut Kementerian ESDM menargetkan dalam dua tahun mendatang, program jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) dengan skema kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha bisa mulai berjalan pada tahun 2025.

“Di tahun 2024 pemerintah menargetkan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) mencapai 2,5 juta sambungan rumah (SR). Oleh sebab itu, pemerintah akan kembali menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya tidak digunakan lagi. Kemudian, pemerintah juga akan mendorong badan usaha swasta (Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha/KPBU) untuk terlibat dalam penyediaan infrastruktur jargas rumah tangga,” jelas Idris Sihite.

Idris Sihite menambahkan, jargas tidak hanya murah, tetapi juga mempermudah masyarakat karena tersedia 24 jam. Jika menggunakan LPG dan habis tengah malam, masyarakat harus menunggu esok hari untuk membelinya.

"Ke depan, jargas akan berperan penting dalam konteks transisi energi. Tentunya perlu ada dukungan agar aset jargas berfungsi dan berperan optimal dalam menjalankan transisi energi," tutup Idris Sihite.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.