Mengapa Anak-Anak Tidak Boleh Pegang Gadget (Smartphone)
JendelaSumsel.com - Perkembangan teknologi semakin memudahkan akses masyarakat terhadap berbagai macam gadget. Mulai dari smartphone, tablet, hingga video game, semuanya semakin mudah didapat. Gadget menjadi teman di kala sendiri, menjadi penghubung jarak yang berjauhan. Bahkan gadget dan berbagai peralatan handheld menjadi teman bagi seluruh keluarga. Agar anak tidak rewel, tak jarang orangtua membolehkan anak-anak bermain dengan smartphone dan tablet mereka.
Namun, sedikit yang menyadari bahaya apa yang bisa mengintai jika anak-anak sudah diijinkan menggunakan gadget dan handheld sejak kecil. Beberapa penelitian mengenai perkembangan anak sudah memaparkan apa efek buruk jika anak sudah menggunakan gadget sejak kecil. Berikut 10 efek berbahaya gadget bagi buah hati.
Pertumbuhan otak terlalu cepat
Antara umur 0 hingga 2 tahun, ukuran otak anak-anak berkembang hingga tiga kali lipat ukuran aslinya. Perkembangan tesebut terus berlanjut hingga usia 21 tahun. Perkembangan awal otak dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat perkembangan otak setelah terlalu banyak terpapar teknologi seperti TV, smartphone, internet, dan iPad. Hasilnya, ada bukti bahwa paparan teknologi mengakibatkan anak menjadi kurang konsentrasi, menghambat proses kognitif, menghalangi proses belajar, meningkatkan temperamen, dan menurunkan kemampuan anak untuk menahan diri.
Menghambat tumbuh kembang
Saat anak bermain dengan gadget, mereka cenderung diam di tempat dan tidak banyak bergeak. Ini biasanya sengaja dilakukan orangtua agar anak tidak mengganggu urusan mereka. Namun, penggunaan teknologi justru membatasi gerak fisik anak-anak, sehingga menghambat pertumbuhan mereka. Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan satu dari tiga anak-anak yang akan masuk sekolah mengalami hambatan perkembangan fisik. Hal itu berpengaruh pada pencapaian prestasi akademik dan literasi mereka. Padahal, gerak aktif anak-anak justru membantu meningkatkan kemampuan belajar dan memperhatikan anak-anak.
Meningkatkan resiko obesitas
Beberapa peneliti menunjukkan hubungan antara penggunaan TV dan video game dengan obesitas. Anak-anak yang diperbolehkan bermain gadget di kamar mereka cenderung lebih mudah terkena obesitas. 30% anak-anak yang mengalami obesitas akan lebih mudah terkena diabetes, serangan jantung, dan stroke. Akibatnya angka harapan hidup menjadi semakin pendek. Bahkan ada kecemasan bahwa anak-anak abad 21 akan menjadi generasi pertama yang meninggal mendahului orangtua mereka!
Menyebabkan sulit tidur
Orangtua sekarang lebih gampang mengijinkan anak-anak mereka bermain dengan gadget. Penelitian di Amerika menunjukkan 60% orangtua tidak mengawasi anak-anak mereka ketika mereka bermain dengan gadget. Selain itu, 75% anak-anak usia 9 dan 10 tahun mengalami kesulitan tidur akibat terlalu banyak bermain dengan gadget. Akibatnya prestasi mereka di sekolah menjadi turun.
Menimbulkan gangguan kejiwaan
Sepertinya tidak mungkin anak-anak yang masih kecil bisa mengalami gangguan kejiwaan. Namun, penggunaan teknologi yang berlebihan telah terbukti menjadi penyebab kenaikan angka depresi pada anak, kecemasan, kurang konsentrasi, autisme, bipolar, dan perilaku bermasalah lain.
Meningkatkan perilaku agresif
Banyak sekali video game yang menampilkan perilaku kekerasan. Padahal, anak kecil mudah sekali meniru apa yang mereka lihat. Konten game dan acara televisi yang penuh dengan kekerasan sering dikritik sebagai penyebab perilaku agresif pada anak-anak. Amerika telah memasukkan kekerasan dalam media sebagai resiko kesehatan masyarakat karena efeknya pada anak-anak.
Mudah lupa
Berbagai macam gadget dan teknologi menuntut penggunanya memproses informasi dengan cepat. Jika anak terlalu cepat memproses informasi, mereka akan cenderung kurang bisa berkonsentrasi dan mudah lupa. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering terpapar media dan gadget sering kali menunjukkan gejala kurang perhatian pada sekelilingnya. Jika mereka tidak bisa memperhatikan, anak-anak tidak akan bisa belajar.
Menimbulkan kecanduan
Perilaku memainkan gadget biasanya diturunkan dari orangtua ke anak-anak. Anak-anak mencontoh orangtua mereka yang selalu sibuk dengan berbagai gadget dan teknologi. Orangtua pun akan semakin jauh dari anak-anak. Akibatnya, anak-anak kemudian meniru perilaku orangtua mereka dengan bermain gadget terus menerus, dan menimbulkan kecanduan.
Terpapar radiasi
Sudah bukan rahasia lagi bahwa telepon seluler dan berbagai teknologi nirkabel mengeluarkan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan. WHO pada tahun 2011 bahkan mengkategorikan radiasi ponsel sebagai penyebab kanker. Anak-anak yang sering bermain ponsel, smartphone, dan tablet PC tentu semakin sering terpapar radiasi tersebut. Padahal, sistem kekebalan dan otak mereka sedang tumbuh. Tentu saja bahaya radiasi tersebut terhadap anak-anak lebih besar dibandingkan pada orang dewasa.
Tidak berkelanjutan
Cris Rowan, seorang pengarang buku Virtual Child dan terapis pediatrik mengatakan bahwa cara membesarkan dan mendidik anak dengan teknologi tidak lagi berkelanjutan. Anak-anak adalah masa depan kita, namun tidak ada masa depan bagi anak-anak yang terlalu banyak menggunakan teknologi. Ia menyarankan untuk membatasi penggunaan gadget dan teknologi pada anak-anak. Ia menyarankan anak usia 0 hingga 2 tahun untuk sama sekali tidak diperbolehkan menonton TV, bahkan untuk acara yang tanpa kekerasan, dan tidak boleh memegang gadget. Anak usia 3 hingga 5 tahun bisa diperbolehkan menonton TV, namun hanya acara yang tanpa kekerasan, dengan batasan waktu 1 jam sehari. Mereka juga sebaiknya tidak diperbolehkan memegang gadget dan bermain video game. Hal yang sama juga berlaku untuk anak usia 6 hingga 12 tahun, namun mereka boleh menonton TV tanpa kekerasan selama maksimal 2 jam. Baru setelah anak berusia 13 hingga 18 tahun mereka diperbolehkan memegang gadget dan bermain game, namun hanya selama 30 menit per hari.
Sumber: The Huffington Post
Tidak ada komentar